Widya Mabeifang is an Indonesian Artist
She was born about 43 years ago in Surabaya, East Java, Indonesia and still lives there with her family.
Since she was young, she has been interesting in drawing with pastel under instruction of her own uncle, Heru Susanto.
Once she won a reward from Japan when she was 12 which encouraged her to put her choice in painting.
She had ever had several time group-painting exhibitions where she sold her first oil painting – at Bumi Hotel (used to be ‘Hyatt Hotel’), Surabaya; at Taman Budaya, Surabaya; at Balai Pemuda, Surabaya.
But time and financial situation bent her “path”, she got a scholarship in a university in Surabaya. After graduation, she worked in a public accountant as a consultant.
In August 2010, a big decision was made, she gave up her career as an accounting consultant and devoted her life for painting. She has been learning to paint autodidactly since that day, which is supported by her beloved husband and children.
BIOGRAFI
Widya Mabeifang adalah pelukis Indonesia. Terlahir 43 tahun silam di kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia dan masih tetap tinggal di kota Pahlawan tersebut sampai saat ini.
Semenjak gadis belia, beliau telah tertarik untuk menggambar dengan pastel dibawah arahan, bapak Heru Susanto yang adalah paman beliau sendiri.
Suatu saat, ketika berusia 12 tahun beliau memenangkan sebuah penghargaan dari Jepang dan sejak saat itu menjadi lebih bersemangat dan memutuskan untuk mengambil jalur seni kelak di kemudian hari.
Beliau pernah mengadakan pameran bersama sebuah komunitas di Hotel Bumi (Hotel Hyatt saat itu), Surabaya; di Taman Budaya, Surabaya; dan di Balai Pemuda, Surabaya. Dalam pameran tersebut untuk pertama kalinya beliau menjual karya cat minyaknya.
Dengan berjalannya waktu dan kondisi keuangan yang kurang baik saat itu, beliau memutuskan untuk mengambil kuliah di sebuah universitas di Surabaya dengan beasiswa dan setelah lulus kuliah beliau bekerja di sebuah perusahaan konsultan akuntansi public.
Hingga pada bulan Agustus 2010, sebuah keputusan besar dibuat oleh beliau yang memutuskan untuk berhenti berkarier di bidang konsultasi akuntansi dan membaktikan hidup dalam senirupa.
Sejak saat itu beliau memulai belajar melukis secara otodidak dengan dukungan suami dan anak-anak tercinta.